Dampak Virus Covid 19 dalam Pariwisata 

        Sudah lebih dari 4 bulan masyarakat Indonesia menjalankan lockdown. Semua kegiatan dibatasi, melakukan jaga jarak, menggunakan masker ketika beraktifitas di luar rumah, dan harus selalu mecuci tangan. Semua itu dianjurkan oleh pemerintah bukan tanpa alasan dikarenakan semakin maraknya wabah covid 19 di Indonesia. Setiap hari jumlah pasien covid 19 terus bertambah menjadikan angka kasus covid 19 terus naik. Segala cara dan upaya terus dilakukan untuk menekan kenaikan jumlah pasien covid 19, mulai dengan melakukan PSBB di daerah ibukota dan daerah lainnya, menerapkan sistem work from home, dan semua sekolah dan universitas di seluruh Indonesia menerapkan sistem pembelajaran daring(dalam jaringan). Secara tidak langsung dengan adanya wabah covid 19 di Indoneisa  memberikan dampak yang begitu besar bagi semua sektor terutama dalam sektor ekonomi yang menibulkan efek berantai, banyak industri dan UMKM yang gulung tikar dan tidak sedikit  yang memberhentikan para karyawan karena kurangnya pemasukan di industri tersebut.

            Tidak hanya sektor ekonomi yang terkena dampak dari wabah covid 19, sektor pariwisata juga mendapat dampak dari wabah covid 19. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Dengan adanya wabah covid 19 yang menyerang Indonesia membuat sektor pariwisata diseluruh Indonesia harus tutup untuk menghindari penyebaran wabah covid 19 yang semakin meluas. Industri pariwisata merupakan industri yang melibatkan sumber daya manusia sebagai komoditas utamanya. Berikut beberapa dampak wabah covid 19 dalam bidang pariwisata :

A. Jasa akomodasi yang berhenti beroperasi sementara waktu.

            Jasa akomodasi merupakan sektor penunjang pariwisata yang banyak diminati oleh pengunjung saat melakukan perjalanan wisata. Semenjak wabah covid 19 menyebar membuat banyak  hotel yang berhenti beroperasi sementara waktu karena tidak adanya pengunjung yang menginap di hotel.

B. Objek wisata ditutup.

            Objek wisata menjadi tempat yang banyak mendatangkan wisatawan, karena keindahan dan keunikan yang menjadi ciri khas. Semenjak dikeluarkannya travel advice tidak ada wisatawan yang datang untuk berkunjung karena adanya wabah covid 19 yang sedang mewabah.

C. Bandara, stasiun, terminal, dan pelabuhan ditutup

            Alat transportasi tidak kalah penting sebagai penunjang pariwisata, dengan adanya alat transportasi dapat memudahkan para wisatawan untuk mengakses objek wisata. Sejak adanya virus covid 19 dan dikeluarkannya travel advice membuat semua rencana perjalanan yang sudah direncanakan dari jauh hari terpaksa harus di batalkan karena alat transportasi tidak dioperasikan untuk menekan kenaikan jumlah pasien covid 19.

D. Restaurant dan Pusat oleh-oleh ditutup

            Tidak lengkap kalau berkunjung ke objek wiasata tanpa membawa oleh-oleh atau ciri khas dari objek wisata tersebut tapi semenjak ada virus covid 19 membuat pusat oleh-oleh dan restaurant ditutup sementara waktu karena tidak ada pembeli dan wisatawan yang datang.

F. Biro perjalanan dan travel agent berhenti beroperasi sementara waktu.

            Biro perjalanan dan travel agent mendapat dampak yang tidak kalah serius dengan yang lain, dikarenakan biro perjalanan dan travel agent melakukan kerjasama dengan hotel, pusat oleh-oleh, dan tempat wisata akan tetapi dengan adanya wabah covid 19 membuat travel agent dan biro perjalanan mengalami krisis karena tidak ada wisatawan.

            Dampak yang terjadi diatas saling berkaitan satu dengan yang lainnya akibatnya potensi kehilangan devisa semakin besar karena tidak tercapainya target wisatawan yang datang ke Indonesia yang sudah ditentukan.  Di era new normal saat ini diharapkan dapat membuat sektor pariwisata kembali normal dan berjalan seperti semula. Dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, memakai masker ketika berkunjung ke objek wisata, dan selalu mencuci tangan.

Komentar